SMK... masa dimana tubuh gue dibalut dengan pakaian putih abu-abu yang bau
keringat karna terik matahari, masa yang mungkin gak pernah bisa gue lupain,
tempat gue ketemu sama sahabat yang bentar lagi bakal ngejalanin kehidupan
masing-masing, bahkan mungkin gak bisa ketemu lagi, karna harus terpisah jarak
dan waktu, tempat gue kenal
yang namanya suka-sukaan sama
lawan jenis, cinta, pacar-pacaran, yang semuanya dijalanin walaupun dengan malu-malu tapi tetap dengan tulusnya! Dan mungkin
nanti ni ya, gue bakal datang ke acara nikahan mantan
gue waktu SMK dengan bawa anak dan istri gue, dan ngucapin selamat ke dia, beautiful moment.
Dan satu hal yang gak mungkin bisa hilang dan bakal selalu melekat
diingatan gue, gedung sekolah dimana setiap sudutnya
punya cerita yang berbeda, semua bagiannya punya kisah tersendiri, menjadi teman main yang
protagonis bahkan tak jarang juga berperan sebagai pemain yang antagonis.
Andai aja umur gak bisa bertambah, usia gak bisa berkurang, dan gue gak
harus mengejar impian gue! Gue gak pengen pergi dan ninggalin tempat yang udah
3 tahun ini selalu ngebantu gue dalam ngebuat sebuah ingatan muda yang bakal jadi kisah klasik untuk masa tua gue nanti.
Gedung sekolah! Loe apa kabar? Mungkin kata-kata itu yang bakal gue ucapin
kalo nanti kita ketemu lagi! Jaga diri loe baik-baik ya, mungkin ntar loe bakal berulang kali ganti warna, tapi tetap
loe adalah panggung dari cerita yang gue dan teman-teman gue pentaskan! Loe
harus tetap berdiri gagah, jangan kalah sama terik dan rintik! Loe harus tetap
menantang semuanya dan gak usah loe peduliin, selalu ingat setiap episode cerita
yang kita susun, setiap masalah yang tak jarang gue dan teman-teman gue
timbulkan, sampai nanti cat
birumu akan pudar, perlahan akan luntur dan terkelupas.
Coretan-coretan di kursi, meja bahkan di tubuhmu
yang bakal jadi peninggalan, tempat kami sedikit melekatkan kenangan, identitas
yang bakal jadi bahan tawa saat kami tua! walaupun sederhana.
Jadi keingat waktu gue pertama kali ngeliat tubuh besar loe dari jauh!
Waktu gue masih mengenakan seragam putih biru yang udah lusuh, kerah yang udah
coklat, bahkan jahitan dimana-mana! Gue gak pernah kepikiran kalo bakal
keterima dan melanjutkan pendidikan didalammu yang penuh dengan prestasi dan
medali.
Nilai ijazah SMP yang mungkin standar tapi membawa terbang mimpi gue
semakin tinggi untuk menimba ilmu didalammu.
Awal gue masuk, gue berpikiran manusia dari jenis ras apa yang ada didalam,
apakah manusia yang selalu dipompa tenaga dan pikirannya untuk terus
mengharumkan nama sekolah sehingga menjadi sekolah unggulan, atau mungkin semua
siswanya hampir botak karna pelajaran yang begitu menyulitkan? hahaha pikiran
putih biru yang secara alami muncul dan gak bisa hilang.
Pagar besi dengan satpam yang menjadi saksi saat gue dan kawan-kawan harus
berlari dengan buru-buru sebelum jam 7 pagi, atau saat kami harus dihukum karna
datang terlambat, coba memohon kepada satpam jaga dengan muka melas yang penuh keringat.
Lapangan depan pos satpam tempat guru BK membariskan semua yang melanggar
aturan waktu yang sudah ditetapkan, tak jarang rambut yang sudah terlalu
panjang juga harus berjatuhan karna disengat tajamnya gunting, rasanya seperti
baru kemarin gue ngantri buat daftar, dites dan segala macamnya, berpikir kalo
semua pasti bakal berjalan dengan sangat lambat, tapi kebalikannua, sekarang semua terasa begitu cepat.
Lapangan luas tempat si kulit bundar bergulir dari ujung ke ujung, bahkan
tak jarang saat si kulit bundar harus keluar lapangan dan sangat sulit untuk
ditemukan karna semak yang tinggi menjadi benteng penghalang yang tangguh, yang
saat-saat tertentu semak ini sangat menolong kami melarikan diri, saat ada razia dadakan, atau karna gak ada guru
yang ngajar, tak jarang juga
karna pelajaran yang sedikit mengganggu kinerja otak minimalis yang gue punya.
Upacara dan apel pagi yang selalu kami laksanakan setiap hari, saat kami
harus menahan bosan mendengar ceramah bahkan hukuman karna kesalahan atau
atribut yang tidak lengkap, semua kami lakukan dilapangan yang sama, tempat
kami duduk saat makan siang, tempat kami bercanda gurau dengan sahabat dibawah
pohon tinggi dan rindang yang menjadi payung, penyempurna bagi para siswa untuk
berteduh dan bercengkrama.
Gimana nanti kabarmu ruang kelas? Masihkah engkau menyaksikan kelakukan
nakal saat ulangan atau saat guru pelajaran tidak masuk? akan seperti apa rupamu
nanti? Akankah namaku masih terukir diujung meja kayu yang aku gunakan
sekarang, dinding yang terus menyaksikan aku dan temanku bertukar jawaban saat
ujian, apalagi saat fisika dan matematika.
Apakah nanti plafonmu yang sudah penuh dengan bercak coklat akan diganti?
papan tulis yang sudah sedikit terkelupas akan jadi seperti apa? foto siapakah
yang akan bersanding mendampingi lambang negara kita
nanti, mungkinkah salah satu dari kami sekarang? bisa saja! Amin.
Dan bagaimana nanti rupa kantin yang selalu penuh bahkan sesak saat jam
istirahat, apakah masih seenak saat ini
masakan yang disajikan menunggu liur siswa yang tergugah untuk membelinya,
masakan yang penuh dengan bumbu dengan es teh yang menjadi teman. Tempat
paling nyaman untuk kabur dari pelajaran membosankan atau bahkan sekedar
bertukar cerita bersama kawan sambil melahap bakwan.
Dan akan seperti apa aula yang berdiri dengan warna abu-abu beraninya? yang
menjadi saksi saat kami semua dikumpulkan untuk menerima wejangan-wejangan
tentang karir kami selanjutnya, ujian akhir, serta ujian nasional yang selalu
menjadi momok menakutkan bagi kami. Akankah kipasmu selalu menjadi penyejuk dan
penghantar kami ke alam mimpi saat bosan mendengar ceramah? Masihkah
engkau digunakan sebagai pelindung bermain tenis meja dan bulutangkis di jam
olahraga?.
Masihkah akan ada drama-drama
dari siswa yang jatuh cinta untuk kali pertama, memendam rasa berbulan-bulan
sebelum akhirnya berani untuk mengungkapkan! Atau yang cuma berani menjadi
pengagum rahasia, selalu memperhatikan si dia dari kejauhan, mencoba menyapa tapi malu yang berkepanjangan. Masihkah engkau mendengar panggilan-panggilan
lucu bahkan konyol yang kami lontarkan saat memanggil kawan kami, atau
julukan-julukan kurang ajar yang kami tujukan kepada salah satu guru kami.
Baru terpikir begitu indahnya
masa putih abu-abu yang bentar lagi cuma jadi ingatan masa lalu gue, saat dimana gue diam-diam menyimpan rasa pada adik kelas, saat gue pertama kalinya berubah menjadi pengecut didepan wanita yang gue kagumi,
hanya berani memandangnya dari kejauhan, takut dan salah tingkah jika sedang
berpapasan, tapi sebenarnya selalu ingin berdekatan, hanya berani untuk berseru
lantang dalam hati. Memandanginya dari sela-sela jendela dan pintu saat sengaja
lewat di depan kelasnya hanya untuk sedetik atau dua detik, cuma koridormu yang
tau itu.
Atau rekaman indah setiap tiang
penyanggamu, menjadi saksi cerita cinta lain yang terjalin antar siswa. Momen
bahagia saat mendapat bunga atau coklat pertama di valentine, kebanggaan ketika
menggandeng tangan cewek populer yang baru menjadi pacar, atau muka murung para
siswa yang berhadapan dengan PR Fisika, ulangan Kimia, remed matematika, bahkan
putus dengan pacarnya.
Dan berapa banyakkah guruku yang
akan tetap setia berada dibawah lindunganmu, akankah sebagian dari mereka
pensiun bersamamu? Dari mulai guru yang kukagumi hingga guru yang pelajarannya
menjadi jam tidur siangku, akan selalu ku ingat semangat mengajar yang mereka
luapkan, lelucon yang tak jarang mereka lontarkan hanya untuk sekedar
menghilangkan penat para siswa, yang selalu membuat kami terbahak mendengarnya.
Terimakasih untuk setiap cerita
dan pengalaman yang telah engkau lukiskan, terimakasih karna sudah menjadi
panggung terbaik dari setiap episode yang kami mainkan, untuk selalu berdiri
tegak melindungi kami dari panas, menjadi payung raksasa saat kami kehujanan,
doakan kami untuk lulus bersama, dan jangan lupakan kami saat kita berpisah,
terimakasih seragam putih abu-abu lusuh, sepatu dan tas yang ntah berapa
jahitan melekat padamu.
Disisa waktu kita bersama ntah kenapa setiap detiknya tak terasa lama, persiapan demi persiapan untuk meninggalkanmu sudah kami lakukan, memasang senjata dan benteng untuk ujian sudah kami siagakan, target lulus 100% yang kami cita-citakan. 4 bulan dari sekarang adalah saat terakhir kita untuk mengukir kisah yang bentar lagi bakal jadi kenangan.
Disisa waktu kita bersama ntah kenapa setiap detiknya tak terasa lama, persiapan demi persiapan untuk meninggalkanmu sudah kami lakukan, memasang senjata dan benteng untuk ujian sudah kami siagakan, target lulus 100% yang kami cita-citakan. 4 bulan dari sekarang adalah saat terakhir kita untuk mengukir kisah yang bentar lagi bakal jadi kenangan.
Masa masa SMA/SMK adalah masa yang paling indah gan :-D
ReplyDeletekalau bisa ane pun ingin balik ke masa masa SMA/SMK gan..
tulisannya sudah bagus, tapi kok orang kedua ya? Kami? apa ini cerita yang ditulis bersama?
ReplyDeleteCiye ceritanya curhat :?
ReplyDeleteKata-katanya bagus gan...
ReplyDeleteceritanya terharu ane
ReplyDeletePengalaman pribadi yah gan
ReplyDeleteBikin haru gan
ReplyDeleteMasa - masa terakhir ketemu temen2 yang gokil2 :") btw ane kls 3smk:")
ReplyDeletekeren nih gan certanya ditunggu cerita berikutnya y gan
ReplyDeleteane kangen temen sama suasana SMK :')
ReplyDelete